Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh

Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh - Hallo semuanya IDNews, Pada sharing Kunci gitar kali ini yang berjudul Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh, saya telah menyediakan sebuah artikel lengkap dari awal lagi sampai akhir hehe. mudah-mudahan isi postingan yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia artikelnya.

Penyanyi : Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh
Judul lagu : Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh

lihat juga


Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh


Sungguh tidak main-main perjuagan para ulama ini,ada yang berjalan sepanjang 18 Km dan ada yang mengayuh sepeda 70 Km hanya untuk tujuan yang sangat mulia, berdakwah menebarkan kebaikan agama Islam,hanya berbekal niat dan cinta kepada Tuhannya Allah SWT mereka sudah tak kenal menyerah dan tak kenal mengeluh.Langsung saja ini dia kisah para ulama yang Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM :

KHR ASNAWI

KHR Asnawi ini yang terkenal dalam pengembanagan Ahlussunnah Waljama�ah di daerah Kudus dan sekitarnya. Dari sinilah kharismanya muncul dan masyarakat memanggilnya dengan sebutan Kiai. Sehingga nama harum yang dikenal masyarakat luas menyebut dengan Kiai Haji Raden Asnawi (KHR. Asnawi).

Sebagaimana lazimnya, sebutan Kiai ini tidaklah muncul begitu saja, atau dedeklarasikan dalam sebuah peristiwa, namun ia diperoleh melalui pengakuan masyarakat yang diajarkan agama secara berkesinambungan sejak KHR. Asnawi berumur 25 tahun.
Pada setiap Jumu�ah Pahing, sesudah shalat Jumu�ah,KHR. Asnawi mengajar Tauhid di Masjid Muria (Masjid Sunan Muria) yang berjarak +18 Km dari kota Kudus, dan jalan pegunungan yang menanjak ini ditempuhnya dengan berjalan kaki. KHR. Asnawi juga selalu berkeliling mengajar dari masjid ke masjid sekitar kota saat shalat Shubuh. 

Secara khusus KHR. Asnawi juga mengadakan pengajian rutin, seperti Khataman TafsirJalalain dalam bulan Ramadlan di pondok pesantren Bendan Kudus. Khataman kitab Bidayatul Hidayah dan al-Hikam dalam bulan Ramadlan di Tajuk Makam Sunan Kudus. Membaca kitab Hadist Bukhari yang dilakukan setiap jamaah fajar dan setiap sesudah jama�ah shubuh selama bulan Ramadhan bertempat di Masjid al-Aqsha Kauman Menara Kudus, sampai KHR. Asnawi wafat, kitab ini belum khatam, makanya diteruskan oleh al-Hafidh KHM. Arwani Amin sampai khatam.

AGH. ABDURRAHMAN AMBO DALLE

AGH. Muhammad As�ad yang biasa  disapa oleh masyarakat Bugis dengan Anregurutta Puang Aji Sade.Masyarakat akan selalu terkesan bagaimana Sang Anregurutta selama bertahun-tahun mengayuh sepeda dari Mangkoso ke Pare-Pare yang berjarak 30 km dan menjadi 70 km pulang pergi. Perjalanan panjang dan melelahkan itu dilakoninya tanpa mengeluh, karena beliau juga menjalankan tugas sebagai Kadhi di Pare-Pare. Bagi orang lain, hal itu mejadi sesuatu yang sangat menguras tenaga. Namun, bagi Gurutta Ambo Dalle, jiwanya telah terbungkus dengan jiwa pengabdian dan kecintaan agama yang kukuh sehingga semua dijalani dengan ikhlas dan ridha.


Demikianlah Artikel Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh

Sekian Kunci gitar Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.

Anda sedang membaca artikel Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh dan artikel ini url permalinknya adalah https://newsindoweb.blogspot.com/2015/04/berjalan-18-km-dan-mengayuh-sepeda-70_14.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Berjalan 18 KM dan Mengayuh Sepeda 70 KM, Pendakwah Yang Patut Dicontoh"

Posting Komentar